Rabu, 02 Mei 2012

Kabar Koes Plus

Pencinta Koes Plus Belum Berlalu
 
Sabtu, 3 Maret 2012 22:41 WIB

foto_Istimewa_sari_yok_koes_woyo_berfoto_bareng_anggota_bandung_koes_plus_community_dalam_kunjungannya_ke_sekertariat_JNBKC_(1).JPG
istimewa
Sari Yok Koes Woyo berfoto bareng anggota Bandung Koes Plus Community
 
 
SALAM Jiwa Nusantara. Merdeka! Begitulah 'tag line', salam kompak kebersamaan para anggota komunitas penggemar dan pelestari Koes Plus ketika bertegur sapa. Kalimat itulah yang selalu meluncur saat mereka bertemu di mana saja di seluruh Indonesia.
Sejarah jagat musik Indonesia mencatat beberapa kelompok musik legendaris adalah Koes Bersaudara dengan formasi dari dinasti Koeswoyo yaitu Yon, Yok, Tonny, dan Nomo. Koes Bersaudara kemudian menjadi Koes Plus setelah Nomo hengkang dan digantikan Murry sebagai 'Plus' nya pada kelompok musik legendaris itu.
Mengikuti perjalanan karir musik keluarga Koeswoyo tak ubahnya membaca sejarah musik pop Indonesia, sebab sebagaimana The Beatles dalam konteks dunia, Koes Bersaudara dan Koes Plus adalah pendobrak warna musik pop negeri ini. Dan mereka  dengan segala perjuangannya telah menjadi dongeng sebagai legenda musik Indonesia.
Koes Plus sampai saat ini sesekali masih tetap manggung meski dengan formasi yang tidak utuh lagi.  Di Indonesia Koes Plus tetap hidup dengan ratusan ribu bahkan jutaan penggemar fanatiknya yang tersebar di kota-kota besar Nusantara yang terhimpun dalam komunitas fans club yang dibentuk oleh para penggemar Koes Plus itu sendiri.
Di Bandung misalnya, terbentuk Jiwa Nusantara Bandung Koes Plus Community (JNBKC), 23 Oktober 2004 didirikan oleh Wawan Ruswan SH. yang akrab di sapa Abah Wawan bersama teman-temannya. "Waktu itu saya dan teman teman membuat stand kecil-kecilan di Gedung Dezon dengan nama Koes Plus Corner," kata Abah Wawan, pendiri dan ketua umum JNBKC membuka perbincangan saat ditemui Tribun di sekretariatnya, Jalan AH Nasution No 309 Ujungberung Bandung, Jumat (10/2).
Saat itu Koes Plus Corner memamerkan koleksi dan pernak pernik Koes Plus seperti piringan hitam, kaset, foto-foto, kliping dan segala sesuatu tentang Koes Plus dan menyelenggarakan pentas musik legendaris lagu-lagu Koes Plus.
"Kalau pentas musik lagu-lagu Koes Plus, saat itu yang datang bisa dihitung dengan jari. Tapi seiring waktu, mereka yang datang sudah tidak bisa lagi dihitung pake jari,"tambah Abah Wawan berdiplomasi.
JNBKC sebagai komunitas penggemar dan pelestari Koes Plus menghimpun ratusan para penggemar, kolektor dan band pelestari tribute Koes Plus di Bandung Raya. Namun bisa hadir puluhan kali lipat dari anggota yang tercatat manakala ada pentas musik.
Kecintaannya kepada Koes Plus, bagi laki-laki berkaca mata ini dan hampir semua anggotanya memiliki alasan yang nyaris sama. Yakni karena Koes Plus adalah grup seniman sejati. Mereka juga pejuang yang telah menancapkan tonggak sejarah musik Indonesia lewat perjuangan Yon, Yok, Tonny, Nomo, dan Murry, hingga melahirkan adanya industri musik yang terus berkembang maju. Bahkan Koes Bersaudara dan Koes Plus telah menjadi inspirasi bagi tumbuh kembangnya band dan industri musik Indonesia pada umumnya.
Tak hanya itu, pria kelahiran Bandung, 8 Januari 1962 yang  juga kolektor pernak pernik Koes Plus ini menjelaskan bahwa pengakuan terhadap eksistensi dan perjuangan band yang dikomandoi Tonny Koeswoyo bukan hanya datang dari para penggemarnya, para artis penyanyi pun memberikan penghormatan dengan memproduksi rekaman lagu Koes Plus. Seperti Chrisye yang menyanyikan lagu 'Cintamu Telah Berlalu', Lex Trio pada zamannya, Kahitna, atau musisi sekelas Erwin Gutawa juga membuat projek rekaman bertajuk 'Salute to Koes Plus' yang melibatkan para penyanyi papan atas seperti Andy riff, Arman Gigi, Padi, Rio Febrian, Ruth Sahanaya dan penyanyi kondang lainnya.
"Sebenarnya saya hanya menghimpun para penggemar yang terserak di kota Bandung ini karena sebelum berdirinya JNBKC para penggemar dan band pelestari termasuk kolektor pernak-pernik Koes Plus itu sudah ada," ujar Abah Wawan.
Setelah terbentuknya JNBKC dengan mengusung misi persaudaraan, pelestarian untuk kemaslahatan umat. Komunitas ini telah menjadi wadah para penggemar Koes Plus, kolektor dan band pelestari untuk berkreasi, sharing, kongkow atau sekadar bertukar pengalaman seputar Koes Plus.
Bila di Bandung sebelumnya hanya terdapat beberapa buah grup band spesialis Koes Plus, setelah terbentuknya komunitas terhimpun hingga lebih dari 30 grup band pelestari. Sebut saja J Plus Band, PAM Plus, Doel Plus, Basic Plus, Kojo Plus, Plus Plos, Plas Plus, Koesdhola, Bio Plus, Red Plus Lentera, The Legend, Rilexs, BX Plus, dan masih banyak lagi. Mereka pun kerap mengadakan pentas musik yang di fasilitasi JNBKC secara berkala di gedung Dezon Bandung.
"Tapi karena hanya sekadar hobi, grup band pelestari itu timbul tenggelam. Di mana ada kegiatan pentas musik mereka ada, di luar itu para personelnya kembali sibuk dengan pekerjaan dan profesi masing-masing. Hanya beberapa band saja yang eksis secara profesional," tambah Abah Wawan.
Selama mengurusi komunitas pencinta Koes Plun banyak mendapatkan manfaat dan keajaiban. Selain menjadi banyak saudara, banyak bersilaturahmi, pengalaman dalam menjalali hidup yang realita saat ini pun menjadi banyak sharing.
"Jadi bagi mereka yang ingin gabung silakan datang saja ke sekretariat kami. Karena keanggotaan komunitas terbuka bagi siapa saja yang menggemari lagu-lagu Indonesia utamanya tembang-tembang legendaris Koes Plus. Saat ini pun anggotanya itu ada dari kalangan masyarakat biasa, Dosen, Guru, TNI, POLRI, PNS, dan pengangguran pun ada," tuturnya.



Dari Pentas Musik Hingga Baksos
SELAMA 7 tahun ini JNBKC sudah banyak melakukan kegiatan. Mulai dari pentas musik hingga bakti sosial (baksos) menyantuni kaum dhuafa dan anak-anak yatim piatu.
Untuk pentas musik dikatakan Abah Wawan selama ini sudah lebih dari 40 pentas musik yang diselenggarakan. Selain pentas regular di gedung Dezon juga band pelestari sudah merambah mall ke mall, Cafe, acara hajatan keluarga, serta tempat-tempat hiburan lainnya.
Beberapa even yang pernah dilaksanakannya adalah Bandung Lautan Koes Plus Hut Kota Bandung di Tegallega, pentas musik dan nonton bareng piala dunia di Pendopo Wali Kota Bandung, pentas musik dan pameran pernak-pernik Koes Plus, pentas musik persaudaraan Koes Plus dan Beatles, festival band Koes Plus cover version, Pentas musik ngabuburit dan buka puasa bareng anak yatim, pentas musik legendaris mengenang Tonny Koeswoyo dan banyak lagi.
Selain itu, untuk mengabadikan lagu-lagu legendaris Koes Plus, lanjut Abah Wawan JNBKC menjalin kerjasama dengan beberapa stasiun radio menyelenggarakan format acara khusus lagu-lagu Koes Plus.
Sementara untuk kegiatan yang khusus sebagai aksi sosial, dikatakan Abah Wawan, JNBKC pernah sunatan massal, sumbangan bencana alam, buka puasa bareng kaum duafa serta aksi kepedulian sosial lainnya. Bahkan mereka juga pernah menggelar  konser amal Bencana tsunami, konser amal untuk bencana Jogjakarta, Merapi dan lain-lain.
"Ini kami lakukan karena sesuai dengan visi JNBKC, menjadi perekat bangsa melalui seni budaya untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa," suami dari Komala Irawati dan ayah dari Fajar Havilah Gazalba (14), Bayu Haikal F Gazani (12), dan Afghan Tirta Fitrah Gazaldi (10).
Lewat program-programnya, Abah Wawan dan semua anggotanya memegang prinsip 'musik Indonesia boleh berkembang, Koes Plus dilupakan jangan", karena kecintaan para pengurus JNBKC, lebih jauh menjadikan musik Indonesia menjadi tuan rumah dinegerinya sendiri.

Penulis : ddh
Editor : fam
Sumber : Tribun Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar